Monday, December 25, 2017

somedays

Suatu saat nanti aku akan berhenti mengharapkanmu,
tidak lagi gugup dan senang berlebihan ketika berbicara denganmu.

Akan tiba masanya ketika aku hanya menganggapmu teman biasa, tidak lagi patah dan kecewa. Ketika aku sudah sepenuhnya menyerah dan berbalik arah.

Suatu saat nanti aku akan berpikir dua kali tiap kali menghiburmu yang sedang bersedih, tidak lagi rela melakukan apa saja apalagi mengorbankan diri sendiri.

Kamu akan menemui masa di mana tak akan ada aku yang setiap saat bersedia menemani, nanti kamu akan menemukan aku yang sedang sibuk sendiri tanpa ada keinginan untuk mencari tahu tentangmu lagi.

Semoga ketika masa itu tiba, aku mampu mengenangmu dengan biasa saja.

sekarang semua berubah

Aku mulai mengerti saat semua perhatian dan sikapmu berubah perlahan.
Kamu menjauhiku seolah kita tak lagi satu tujuan.
Entah saat ini kamu hidupkan aku dalam ceritamu sebagai apa?
Sedangkan tentang kita, kamu tak benar-benar berusaha menjaga.

Tanpa kau sadari, aku yang kerap berusaha tetap kuat
Harus terus bertahan dengan cara yang berat
Saat saat tersulit untuk mengertimu haruskah lagi lagi aku yang mengalah?
Hingga yang kudapati lebih sering kecewa
untuk kesekian kalinya; kau tak memaknai hadirku sebagai siapa.

Aku terbiasa menerima abaimu, membiasakan tak menerima kabarmu— sesering dulu.
Selalu aku yang mencari tahu bahkan dimana keberadaanmu. Tapi semua tak berguna, tak bermakna.
Kamu memilih berpikir, segala sikap dan perhatianku membuatmu risih.
Hingga mudah saja bagimu memberiku pilihan, yang belakangan kutahu ternyata itu semua hanya alasan.

Ternyata caramu begitu pintar membiarkan aku yang kini terlantar
Sedari awal harusnya aku tak begitu saja menempatkan percaya padamu.
Seharusnya juga aku tak benar benar dalam jatuh pada hatimu.
Kalau akhirnya yang harus kuterima ini membuatku semakin tahu
bahwa untuk berjuang, aku harus mengerti batas, mana yang tak baik untuk kulanjutkan dan mana yang tak pantas kupertahankan.

Wednesday, December 20, 2017

before sleep

But then sometimes
we miss the memories 
not the people.

Sometimes we want 
the feelings back, 
not with 
the same person
or with
the same person.

— san

true aff

i try not to miss you, i try to let go, but in the end, you're always on my mind

Monday, December 18, 2017

[mungkin]

Mungkin kamu tidak berubah, aku hanya merindukan kamu yang dulu. Kadang, aku teringat pada euforia sesaat sebelum kita sedekat ini. Dan sekarang, aku tengah digoda oleh prasangka-prasangka buruk akanmu. Aku takut, jika kelak pertanyaan semacam “lagi apa?” atau “harimu menyenangkan?” tidak bisa lagi menjadi tiket masukku ke dalam hidupmu.

Mungkin sebenarnya kita ini baik-baik saja, aku hanya merasa jauh dari ketenangan hati itu. Kadang, aku merasa ada yang hilang, entah apalah itu. Dan sekarang, aku tengah dilanda bayang-bayang ketidakpastian akanmu. Aku takut, bagaimana jika kamu benar-benar sedang mempersiapkan diri untuk pergi dariku?

Kata satu suara dari seseorang: “bisa saja orang itu hanya terlihat berubah, padahal tidak.” Lantas, aku bertanya lagi: “bagaimana jika itu kebalikannya? Bagaimana jika orang itu tidak terlihat berubah, padahal sebenarnya iya?” Dia tidak menjawab, atau mungkin dia tahu, hanya tak berani menjawab.

Tapi, aku sudah mewanti-wanti hati, jika kamu mau pergi, kan kupastikan aku tak marah atau menangis. Kamu mengajariku itu. Aku sesadar-sadarnya tahu, ada beberapa kepedulian yang membebanimu dan memintamu tinggal bukanlah hal yang baik. Apa yang kurasa tak penting, kamulah yang penting. Dan itu salahku, bila kamu merasa tak nyaman di sini.

Sekali lagi, aku masih ingin meyakinkan diriku sendiri. Mungkin, kamu memang tidak berubah. Akulah yang berubah. Berubah menjadi orang yang merasakan kengerian mendalam jika detik ini kehilanganmu.

Dan, berubah menjadi orang yang menyimpan ketakutan, “bagaimana jika selama ini, cerita kita hanya melibatkan satu hati–yaitu, hatiku saja?”

—surat-pendek dariku.
seharusnya ke post dari beberapa bulan yang lalu, tapi tidak terpost🌻

matilu:(

Padamu, aku pernah cinta mati hingga mematikan harga diri. 
Aku selalu mengira tak ada yang tak mungkin jika diusahakan.

Aku masih saja enggan pergi, masih berdiri di tempat yang sama.
Meski aku tahu kamu telah bersamanya.
Aku mengira sekuat apapun bertahan, suatu saat kamu akan berubah pikiran.

Namun aku salah, kamu berkali-kali mengatakan bahwa tak ada jalan untuk bersama lagi.
Kamu memaksaku untuk menyerah saja.
Aku juga tak pernah mengerti, mengapa mencintaimu hingga sekeras ini.

Aku mundur dengan harapan yang kamu patahkan.
Semua sikapmu lalu menyadarkan aku, jika aku terus memaksakan, bukan cinta yang kudapat — hanya rasa kasihan.

Aku memang ingin berjuang hingga kamu bisa melihat keberadaanku.
Namun jika bagimu aku bukan siapa-siapa, memangnya aku bisa apa?

my first love and my first heartbreak

I still remember the first time we met and the way you made me smile. But I’ll never forget the nights you made me cry and the nights you walked away.
I still remember how your text or your call would turn a horrible day into bliss and I still remember how I envisioned that all my days will be brighter with you. But I’ll never forget the happiness you stole away from me on some nights, and the nights that were darker because of you and the nights I couldn’t sleep from my tears.

I still remember how your text or your call would turn a horrible day into bliss and I still remember how I envisioned that all my days will be brighter with you. But I’ll never forget the happiness you stole away from me on some nights, and the nights that were darker because of you and the nights I couldn’t sleep from my tears.

I still remember the night I held you in my arms when you were aching and how you told me not to let go and I promised you I’ll stay as long as you want me to. But I’ll never forget the nights I needed you and you weren’t there and the summer nights that turned cold without you.
I still remember the time you almost proposed and told me that I’m the one for you and I still remember how I always thought that my son will have your smile and my daughter will have your eyes. But I’ll never forget how you made me feel invisible, how you got so caught up in your life and your priorities that suddenly family was not on your list anymore and suddenly I was not on your list anymore.

I still remember how you gave me a new meaning for family and how you told me that we can redefine it for ourselves; that we can forget what we witnessed with our parents and teach our kids how it should be. But I’ll never forget how you slowly turned into the man you said you’ll never be, how you became indifferent, how you became passionless and unattached and how you made me even more fearful to start my own family.

I still remember the sweet times and the moments when we were in love but I’ll never forget the pain and the moments we ripped each other apart.

I guess you will always be my first love and my first heartbreak and I guess the love that makes us smile is the same love that makes us cry.

hts?

Pernahkah kalian menggapai udara lalu menggenggamnya?
Tidak bisa diperlihatkan walaupun sebenarnya ada.
Mungkin begitulah rasanya mencintai seseorang tanpa ikatan apa-apa.

Dia bisa saja pergi darimu, walaupun itu sama sekali bukan kemauanmu.
Sekali waktu kamu mungkin dilanda cemburu.
Tapi kamu berhak apa? Sementara tak ada komitmen apapun antara kamu dan dia.
Hanya teman dengan perasaan yang terlalu nyaman.

Berkabar dan saling bercerita bagaimana hari ini dilalui, bukan berarti kalian saling memiliki.
Jika tiba-tiba ada hati lain yang hadir, mungkin saja bukan lagi denganmu dia mencurahkan isi hati.
Jika sudah begitu, lukamu menjadi tanggung jawabmu sendiri.

Kamu tak bisa menyalahkan dia dan keadaan.
Sebab kamu memilih semakin jauh terbawa perasaan.

Jika bukan cinta, katakan saja. Jangan berpura-pura lebih lama.
Agar kamu tahu harus bertahan atau mundur perlahan.
Sebab hubungan tanpa status itu menyakitkan.

Suatu keganjilan....

Sederhananya begini,
Tuhan menganugerahiku dengan suatu rasa yang sukar untuk didefinisikan.
Rasa yang rumit, menyimpan segenap asa, tanya, serta sebab.

Namun dengan segala keajaibannya, hatiku tahu bahwa kamu adalah tempat dimana rasa istimewaku berlabuh, tepat empat puluh tujuh purnama lalu.

Dengan semua kerumitan yang ada, hatiku tahu bahwa kamu adalah suatu keganjilan yang mampu menggenapkanku.

fa