Baek-Eun Couple ( ˘ ³˘)♥
Title : …….
Author :Susan
Genre : Romance (?)
Cast : Byun Baekhyun
EXO-K
Lee Ji Eun (IU)
Lee Ji Eun POV
Hari ini
hari Minggu di hari ke tiga musim dingin, aku harus pergi ke café untuk bekerja
paruh waktu.Huft, sangat melelahkan.
“Ji
eun-ah!” paggil sahabatku dari kecil, Baekhyun. Dia bekerja di café yang sama
namun kami berbeda shift. Baekhyun kerja pada malam hari.
“Ne, wae?” tanyaku sambil membereskan meja tamu yang
baru saja selesai makan.
“Aniya~ nanti
pulang kerja kutunggu kau di tempat biasa ya!” lanjut Baekki dengan ekspresi
wajah yang sangat ceria.Wajah putihnya yang kemerahan dan rambut coklat muda
yang memberinya kesan lembut semakin sempurna disinari cahaya matahari
pagi.Aish. Untuk apa aku memikirkannya.
“Ah, ne. nanti setelah selesai aku akan menyusulmu
kesana” jawabku yang masih sibuk membereskan meja.
***
‘Fiuuh..akhirnya
sudah selesai’ ujarku perlahan sambil menyeka sedikit keringat di dahiku. Hari
ini benar – benar sibuk. Aku melihat kearah jam tangan berbentuk kucingku, jam
itu merupakan hadiah dari Baekhyun di ulang tahunku yang ke 20.
Ah!
Sudah jam 4 sore! Baekhyun-ah! Aku benar – benar lupa! Aku segera berlari
menuju taman belakang, aku harap Baekki tidak marah padaku. aku memutar
kepalaku ke segala arah, mencari sosok namja tampan
yang sejak lama kusukai diam – diam. Lalu mataku tertuju pada sebuah meja kecil
di pinggir kolam. Dan Baekhyun ada di sana, sedang memainkan liontin
kesayangannya.
“Aaah..
Baekhyun-ah! Mianheyo..jeongmal mianheyo…” ujarku
sambil terus menunduk. Ia masih menungguku, padahal aku sudah terlambat 2 jam
lebih.
“Hei, Babo. Apa yang kau lakukan? Ayo
cepat kesini nanti kau akan membeku di sana, aku sudah membawakanmu jaket. Brr…
sepertinya nanti malam salju akan turun. Cuacanya dingin sekali” jawabnya
sambil tersenyum.
Aku terdiam
memandangi mata teduhnya, tidak ada sedikitpun rasa kesal di wajahnya.Aku
merasa sangat bersalah sampai ingin menangis.
“Kajja, aku antar
kau pulang.Kelihatannya kau sangat lelah” ajak Baekhyun yang menyadari raut
wajahku ini.
***
“Mengapa
kau masih menungguku tadi?” tanyaku di perjalanan pulang.
“Kita kan
sudah janjian di sana, lagipula aku tahu kau pasti akan datang. Sudahlah, aku
belum menunggu terlalu lama kok.Lupakan saja” jawabnya polos, sambil membersihkan
liontinnya.
“Hari ini
kau lembur?” tanyaku lagi.
“Ne, hari ini akan banyak pelanggan yang datang, pasti
sangat melelahkan” jawabnya sambil menggosokkan kedua telapak tangannya.
“apa kau
tidak punya rasa capek? Pagi hari kau mengantar susu, siangnya memperhatikan
dan membantuku di café, malamnya kau bekerja lembur” tanyaku sambil membuka
pintu pagar rumahku.
“haha.
Tidak sama sekali, aku senang bisa membantu eommaku dan sekaligus bisa melihatmu setiap hari”
jawabnya.
“Apa sih
isi liontinmu itu?aku sangat penasaran dari dulu. Sepertinya itu sangat
berharga buatmu” tanyaku yang mulai risih melihatnya terus memainkan liontin
itu.
“Oh ini
memang sangat berharga buatku, tapi aku tidak bisa memberitahumu saat ini.Maaf
aku tidak bisa mampir, aku harus pergi kesuatu tempat” lanjutnya lagi lalu
berlari menjauh ditengah cuaca dingin yang menusuk.
***
Byun Baekhyun POV
‘Oh tidak
aku sampai lupa ke klinik’ ujarku sambil terus berlari.‘Akhirnya sampai. Semoga
saja dokter Jang masih ada’
“Baekhyun-ah,
kenapa baru datang?”Tanya Dokter Jang di ruangannya.
“Ah, Mianheyo.. tadi ada yang harus aku
kerjakan lebih dulu” ujarku lalu duduk di depan meja kerjanya.
“Bagaimana
keadaanmu sekarang?Apa obatku minggu lalu berkerja?”Tanya Dokter Jang sembari
menyelesaikan beberapa tugasnya.
“Oh itu.aku
mulai membaik.. tapi masih sering sakit dan rasa sakitnya semakin bertambah”
jawabku sambil menunjukan bagian yang sakit pada Dokter Jang.
“Coba kita
scan kepalamu sekali lagi, saya takut tumor di otakmu semakin parah. Sudah
kubilang, pergilah kerumah sakit yang lebih besar dan lakukanlah operasi” ujar
Dokter Jang dengan wajah cemas.
“Aniya,
tidak perlu khawatir.Pengobatan darimu sudah cukup Dokter. Aku masih bisa
menahan rasa sakitnya” jawabanku selalu sama. Aku memiliki tumor otak sejak 2
bulan yang lalu.Aku belum memberitahukannya pada siapapun. Dokter Jang bilang
aku harus segera di operasi atau tidak tumornya akan semakin parah, tapi aku
tidak mau di operasi. Menurut Dokter Jang kemungkinan aku hidup setelah di
operasi hanya 20%.Aku tidak mau mengambil resiko itu dan menyia-nyiakan sisa
waktuku.
“Terserah
kau saja.Ini, obat penghilang rasa sakitnya.Penyakit ini bukan penyakit biasa
Baekhyun… kau harus mempertimbangkannya lagi” ingat Dokter Jang.
***
‘Kriiingg…
Kriiing’ sudah jam 06 pagi. Eomma pasti
sudah pergi ke pasar untuk berjualan. Sekarang aku juga harus bersiap
mengantarkan susu. Aku mandi dan ganti baju.Lalu keluar untuk mengambil sepeda
di garasi.Tapi lalu kepalaku berdenyut sangat hebat.Sangat sakit.
‘tilulit..
tilulit.. drrt drrrt’ handphoneku bergetar. Ada telepon dari Ji Eun. Tapi aku
tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Tubuhku menjadi sangat ringan
dan..jatuh pingsan tepat di sebelah sepeda tuaku. Samar – samar aku mendengar
suara Ji Eun, mungkin hanya halusinasi.
***
Lee Ji Eun POV
*flashback*
‘Hari ini
aku membantu Baekhyun mengantar susu ah. Lagipula hari ini aku tidak ada
pekerjaan’ ujarku sambil mandi dan bersiap. ‘lebih baik aku telfon dia lebih
dulu’ lanjutku. Saat hendak memakai jam tangan kesayanganku, tiba – tiba saja
jam itu terjatuh dan sedikit retak. Entah kenapa fikiranku langsung tertuju
pada Baekhyun.Ya tuhan semoga dia baik – baik saja, aku segera mengambil
jaketku dan berlari menuju rumahya.
*flashback
end*
“Baekhyun-ah!
Baekhyun-ah! Bangun!” aku terus memanggil namanya sambil menggoyang-goyangkan
tubuhnya.Aku sangat cemas, aku memanggil beberapa orang disekitar rumahnya
untuk membantuku membawanya ke rumah sakit terdekat.
Sesampainya
di rumah sakit, Baekhyun segera ditangani oleh Dokter.Aku juga sudah memberitahu eommanya untuk
datang dan tidak cemas. Aku terduduk lemas di depan ruang periksa. ‘Ya Tuhan…
Semoga dia baik-baik saja…’ rintihku dalam hati.
***
Byun Baekhyun POV
Aku membuka
sedikit mataku, ah dimana ini?sangat silau. Setelah beberapa menit menyesuaikan
diri aku sadar kalau aku berada di rumah sakit, ada dokter dan beberapa suster
yang sedang mengelilingiku. Aku sedang berada di ruang perawatan, ada apa ini
sebenarnya?
“Baekhyun-ah,
kau sudah sadar rupanya” Tanya Dokter yang sedang memeriksaku.
“Ne, naneun gwaenchana. Tapi,
kenapa aku bisa ada disini?” tanyaku perlahan.Kepalaku masih terasa sedikit
pusing dan nyeri.
“Kau
pingsan, dan seorang gadis membawamu ke sini.sepertinya kau punya penyakit yang
cukup parah.. apa kau sudah tahu itu?” jelas Dokter itu.
Aku
terdiam, Dokter Jang benar.Semakin lama tubuhku semakin lemas.Aku merasa
semakin tidak bisa mengontrol diriku lagi.
“Ah,
sepertinya kau belum tahu.Lagipula kau masih lemas, istirahatlah. Aku akan
bicara dengan gadis yang membawamu ke sini, dia terlihat sangat cemas.
“jangan,
jangan Ji Eun.. Em..Dokter bisakah aku minta tolong padamu?” tanyaku cemas.
“Ne, waeyo?” Tanya
Dokter itu lagi.
“Aku
sudah tahu kalau aku mengidap tumor otak. Tapi..bisakah kau tidak katan hal ini
pada Ji Eun dan eomma?” tanyaku
ragu. Dokter itu terlihat bingung dan hanya bisa terdiam.
“Aku
mohon.Aku tahu meskipun di operasi kemungkinanku hidup hanya 20%. Aku tidak mau
di operasi dan aku juga tahu kalau umurku tidak akan lama lagi. Jadi, tolong
kabulkan permintaan terakhirku ini.. Jebal” rintihku.
Dokter itu
mengambil napas panjang, memandangi wajahku untuk beberapa saat lalu akhirnya
dia mengangguk tanda setuju.
***
“Baekhyun-ah!Kau
sudah sadar.Syukurlaah” ujar Ji Eun sambil berlari kearahku lalu segera
memelukku erat. Butiran – butiran air yang terasa hangat jatuh dari matanya.
Membasahi bajuku.
“Ah..iya
tentu saja. Lagipula dari awal aku memang baik – baik saja, buat apa kau
membawaku kesini? Dasar kau selalu berlebihan” jawabku, secara refleks
aku mengelus rambutnya.
“Iya mianhe.. habis kau tadi pingsan jadi
aku kaget. Untunglah kata dokter kau baik – baik saja” jawabnya lagi.
Aku
tersenyum, kulihat eomma di
luar sedang membiarkan kami berduaan. Dasar eomma..lalu tiba – tiba aku teringat liontinku.
Liontinku hilang.
“Astaga, di
mana liontinku?” tanyaku panik sambil mencari kesana kemari.
“kkk..
jangan khawatir aku sudah menyimpannya. Saking paniknya aku sampai lupa melihat
isinya..aku buka ya?” Tanya Ji Eun hendak membuka liontin itu.sontak aku kaget
dan memukul tangannya.
“Aigo..
Baek..” rintihnya sembari menatapku dalam. Liontinku terjatuh dari tangannya.
“Omo..
Ji Eun.. mianheyo… jeongmal mianheyo” ujarku
sambil mengelus perlahan tangannya yang terlihat memerah.
“Kau belum
bisa melihat isi liontin ini..suatu saat, maksudku sebentar lagi jika aku harus
pergi ke suatu tempat yang jauh, kau boleh memilikinya” jelasku.
“mwo? Tempat
jauh?Memangnya kau akan pergi kemana?” tanyanya bingung.
“Lupakanlah,
nanti kau akan mengerti.Itu lihat eomma datang
membawa makanan” ujarku mengalihkan perhatian.
***
Hari
– hari berikutnya terasa sangat berat.Rasa sakitnya semakin tidak
tertahankan.Aku berusaha menahannya dan lebih meluangkan waktu untuk Ji Eun dan eomma. Entah apa, tapi satu bulan
setelah pingsan sepertinya ada sesuatu yang membuatku tahu waktunya sudah tiba.
“Annyeong!” panggil
seseorang yang suaranya sudah sangat kukenal.
“Yaa..kau
sudah datang rupanya” jawabku lalu menyuruhnya duduk di samping ranjangku. Aku
sudah tidak sanggup mengangkat kepalaku sekarang.
“Kenapa kau
tiduran seperti itu?kau sedang sakit?” tanyanya.
“Ah iya,
kepalaku sedikit pusing.Tapi sudahlah.Ada yang ingin aku berikan padamu” ujarku
lagi.
“Benarkah?
Waah..apa itu?” tanyanya. Senyumannya kali ini mungkin senyuman terakhir yang
bisa aku lihat.Rasanya ingin sekali menangis.Tapi itu tidak ada gunanya.
Aku hanya
terdiam memandangi wajahnya.Terulang kembali semua kenangan indah yang aku
lewati bersamanya.Semuanya tergambar dengan jelas di wajahnya.
“Hei? Ada
apa? Kenapa kau memandangi wajahku seperti itu..” tanyanya bingung.
Tanpa
pikir panjang, aku menarik tangannya dan membuat badannya jatuh dipelukanku.Aku
memberinya ciuman terakhir.Ciuman perpisahan, ini yang pertama dan terakhir. Saat itu
juga eomma datang
setelah baru pulang dari pasar.Aku mencium Ji Eun cukup lama sampai akhirnya
aku melepaskannya dan meletakkan liontinku ditangannya.Dengan nafas terengah
aku berusaha bicara untuk yang terakhir kalinya. “eomma.. Ji Eun..selamat tinggal.. sarangheo” lalu aku menutup mata
sambil tersenyum. Aku lega dapat mengakhirinya dengan indah.
Lee Ji Eun POV
“BAEKHYUN-AH!!!”
teriakku dan nyonya Byun hampir bersamaan.Pipiku yang masih merah padam akibat
ciumannya tadi sekarang basah dengan air mata.Apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah
dibawa ke dokter dan diperiksa, aku baru tahu ternyata Baekki mengidap tumor
otak.Aku sangat shock.Tapi aku berusaha menerimanya, sekarang eomma Baekhyun tinggal seorang
diri. Aku berjanji akan terus bersamanya dan berusaha membantunya.
1 years
later…
Setelah
mengantar sarapan ke nyonya Byun aku, sebelum berangkat kerja, tidak lupa aku
mencium liontin pemberian Baekhyun, isi liontin itu adalah fotoku dan dia
saat masih kecil dulu. Kami terlihat sangat lucu.Aku mengayuh sepedaku dengan
penuh semangat. Baekhyun..sepulang kerja nanti aku akan mengunjungimu dan
membawa banyak foto kita dulu. Sampai bertemu nanti, ujarku lalu tersenyum
sambil menatap langit.
THE END
No comments:
Post a Comment