Tuesday, March 12, 2013

Baek-Eun Couple ( ˘ ³˘)♥


Baek-Eun Couple ( ˘ ³˘)♥
Title      : …….
Author  :Susan
Genre   : Romance (?)
Cast       : Byun Baekhyun EXO-K
      Lee Ji Eun (IU)
Lee Ji Eun POV
Hari ini hari Minggu di hari ke tiga musim dingin, aku harus pergi ke café untuk bekerja paruh waktu.Huft, sangat melelahkan.
“Ji eun-ah!” paggil sahabatku dari kecil, Baekhyun. Dia bekerja di café yang sama namun kami berbeda shift. Baekhyun kerja pada malam hari.
Ne, wae?” tanyaku sambil membereskan meja tamu yang baru saja selesai makan.
Aniya~ nanti pulang kerja kutunggu kau di tempat biasa ya!” lanjut Baekki dengan ekspresi wajah yang sangat ceria.Wajah putihnya yang kemerahan dan rambut coklat muda yang memberinya kesan lembut semakin sempurna disinari cahaya matahari pagi.Aish. Untuk apa aku memikirkannya.
Ah, ne. nanti setelah selesai aku akan menyusulmu kesana” jawabku yang masih sibuk membereskan meja.
***
‘Fiuuh..akhirnya sudah selesai’ ujarku perlahan sambil menyeka sedikit keringat di dahiku. Hari ini benar – benar sibuk. Aku melihat kearah jam tangan berbentuk kucingku, jam itu merupakan hadiah dari Baekhyun di ulang tahunku yang ke 20.
Ah! Sudah jam 4 sore! Baekhyun-ah! Aku benar – benar lupa! Aku segera berlari menuju taman belakang, aku harap Baekki tidak marah padaku. aku memutar kepalaku ke segala arah, mencari sosok namja tampan yang sejak lama kusukai diam – diam. Lalu mataku tertuju pada sebuah meja kecil di pinggir kolam. Dan Baekhyun ada di sana, sedang memainkan liontin kesayangannya.
“Aaah.. Baekhyun-ah! Mianheyo..jeongmal mianheyo…”  ujarku sambil terus menunduk. Ia masih menungguku, padahal aku sudah terlambat 2 jam lebih.
“Hei, Babo. Apa yang kau lakukan? Ayo cepat kesini nanti kau akan membeku di sana, aku sudah membawakanmu jaket. Brr… sepertinya nanti malam salju akan turun. Cuacanya dingin sekali” jawabnya sambil tersenyum.
Aku terdiam memandangi mata teduhnya, tidak ada sedikitpun rasa kesal di wajahnya.Aku merasa sangat bersalah sampai ingin menangis.
“Kajja, aku antar kau pulang.Kelihatannya kau sangat lelah” ajak Baekhyun yang menyadari raut wajahku ini.
***
“Mengapa kau masih menungguku tadi?” tanyaku di perjalanan pulang.
“Kita kan sudah janjian di sana, lagipula aku tahu kau pasti akan datang. Sudahlah, aku belum menunggu terlalu lama kok.Lupakan saja” jawabnya polos, sambil membersihkan liontinnya.
“Hari ini kau lembur?” tanyaku lagi.
Ne, hari ini akan banyak pelanggan yang datang, pasti sangat melelahkan” jawabnya sambil menggosokkan kedua telapak tangannya.
“apa kau tidak punya rasa capek? Pagi hari kau mengantar susu, siangnya memperhatikan dan membantuku di café, malamnya kau bekerja lembur” tanyaku sambil membuka pintu pagar rumahku.
“haha. Tidak sama sekali, aku senang bisa membantu eommaku dan sekaligus bisa melihatmu setiap hari” jawabnya.
“Apa sih isi liontinmu itu?aku sangat penasaran dari dulu. Sepertinya itu sangat berharga buatmu” tanyaku yang mulai risih melihatnya terus memainkan liontin itu.
“Oh ini memang sangat berharga buatku, tapi aku tidak bisa memberitahumu saat ini.Maaf aku tidak bisa mampir, aku harus pergi kesuatu tempat” lanjutnya lagi lalu berlari menjauh ditengah cuaca dingin yang menusuk.
***
Byun Baekhyun POV
‘Oh tidak aku sampai lupa ke klinik’ ujarku sambil terus berlari.‘Akhirnya sampai. Semoga saja dokter Jang masih ada’
“Baekhyun-ah, kenapa baru datang?”Tanya Dokter Jang di ruangannya.
“Ah, Mianheyo.. tadi ada yang harus aku kerjakan lebih dulu” ujarku lalu duduk di depan meja kerjanya.
“Bagaimana keadaanmu sekarang?Apa obatku minggu lalu berkerja?”Tanya Dokter Jang sembari menyelesaikan beberapa tugasnya.
“Oh itu.aku mulai membaik.. tapi masih sering sakit dan rasa sakitnya semakin bertambah” jawabku sambil menunjukan bagian yang sakit pada Dokter Jang.
“Coba kita scan kepalamu sekali lagi, saya takut tumor di otakmu semakin parah. Sudah kubilang, pergilah kerumah sakit yang lebih besar dan lakukanlah operasi” ujar Dokter Jang dengan wajah cemas.
“Aniya, tidak perlu khawatir.Pengobatan darimu sudah cukup Dokter. Aku masih bisa menahan rasa sakitnya” jawabanku selalu sama. Aku memiliki tumor otak sejak 2 bulan yang lalu.Aku belum memberitahukannya pada siapapun. Dokter Jang bilang aku harus segera di operasi atau tidak tumornya akan semakin parah, tapi aku tidak mau di operasi. Menurut Dokter Jang kemungkinan aku hidup setelah di operasi hanya 20%.Aku tidak mau mengambil resiko itu dan menyia-nyiakan sisa waktuku.
“Terserah kau saja.Ini, obat penghilang rasa sakitnya.Penyakit ini bukan penyakit biasa Baekhyun… kau harus mempertimbangkannya lagi” ingat Dokter Jang.
***
‘Kriiingg… Kriiing’ sudah jam 06 pagi. Eomma pasti sudah pergi ke pasar untuk berjualan. Sekarang aku juga harus bersiap mengantarkan susu. Aku mandi dan ganti baju.Lalu keluar untuk mengambil sepeda di garasi.Tapi lalu kepalaku berdenyut sangat hebat.Sangat sakit.
‘tilulit.. tilulit.. drrt drrrt’ handphoneku bergetar. Ada telepon dari Ji Eun. Tapi aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Tubuhku menjadi sangat ringan dan..jatuh pingsan tepat di sebelah sepeda tuaku. Samar – samar aku mendengar suara Ji Eun, mungkin hanya halusinasi.
***
Lee Ji Eun POV
*flashback*
‘Hari ini aku membantu Baekhyun mengantar susu ah. Lagipula hari ini aku tidak ada pekerjaan’ ujarku sambil mandi dan bersiap. ‘lebih baik aku telfon dia lebih dulu’ lanjutku. Saat hendak memakai jam tangan kesayanganku, tiba – tiba saja jam itu terjatuh dan sedikit retak. Entah kenapa fikiranku langsung tertuju pada Baekhyun.Ya tuhan semoga dia baik – baik saja, aku segera mengambil jaketku dan berlari menuju rumahya.
*flashback end*
“Baekhyun-ah! Baekhyun-ah! Bangun!” aku terus memanggil namanya sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya.Aku sangat cemas, aku memanggil beberapa orang disekitar rumahnya untuk membantuku membawanya ke rumah sakit terdekat.
Sesampainya di rumah sakit, Baekhyun segera ditangani oleh Dokter.Aku juga sudah memberitahu eommanya untuk datang dan tidak cemas. Aku terduduk lemas di depan ruang periksa. ‘Ya Tuhan… Semoga dia baik-baik saja…’ rintihku dalam hati.
***
Byun Baekhyun POV
Aku membuka sedikit mataku, ah dimana ini?sangat silau. Setelah beberapa menit menyesuaikan diri aku sadar kalau aku berada di rumah sakit, ada dokter dan beberapa suster yang sedang mengelilingiku. Aku sedang berada di ruang perawatan, ada apa ini sebenarnya?
“Baekhyun-ah, kau sudah sadar rupanya” Tanya Dokter yang sedang memeriksaku.
Ne, naneun gwaenchana. Tapi, kenapa aku bisa ada disini?” tanyaku perlahan.Kepalaku masih terasa sedikit pusing dan nyeri.
“Kau pingsan, dan seorang gadis membawamu ke sini.sepertinya kau punya penyakit yang cukup parah.. apa kau sudah tahu itu?” jelas Dokter itu.
Aku terdiam, Dokter Jang benar.Semakin lama tubuhku semakin lemas.Aku merasa semakin tidak bisa mengontrol diriku lagi.
“Ah, sepertinya kau belum tahu.Lagipula kau masih lemas, istirahatlah. Aku akan bicara dengan gadis yang membawamu ke sini, dia terlihat sangat cemas.
“jangan, jangan Ji Eun.. Em..Dokter bisakah aku minta tolong padamu?” tanyaku cemas.
Ne, waeyo?” Tanya Dokter itu lagi.
“Aku sudah tahu kalau aku mengidap tumor otak. Tapi..bisakah kau tidak katan hal ini pada Ji Eun dan eomma?” tanyaku ragu. Dokter itu terlihat bingung dan hanya bisa terdiam.
“Aku mohon.Aku tahu meskipun di operasi kemungkinanku hidup hanya 20%. Aku tidak mau di operasi dan aku juga tahu kalau umurku tidak akan lama lagi. Jadi, tolong kabulkan permintaan terakhirku ini.. Jebal”  rintihku.
Dokter itu mengambil napas panjang, memandangi wajahku untuk beberapa saat lalu akhirnya dia mengangguk tanda setuju.
***
“Baekhyun-ah!Kau sudah sadar.Syukurlaah” ujar Ji Eun sambil berlari kearahku lalu segera memelukku erat. Butiran – butiran air yang terasa hangat jatuh dari matanya. Membasahi bajuku.
“Ah..iya tentu saja. Lagipula dari awal aku memang baik – baik saja, buat apa kau membawaku kesini? Dasar kau selalu berlebihan” jawabku, secara refleks  aku mengelus rambutnya.
“Iya mianhe.. habis kau tadi pingsan jadi aku kaget. Untunglah kata dokter kau baik – baik saja” jawabnya lagi.
Aku tersenyum, kulihat eomma di luar sedang membiarkan kami berduaan. Dasar eomma..lalu tiba – tiba aku teringat liontinku. Liontinku hilang.
“Astaga, di mana liontinku?” tanyaku panik sambil mencari kesana kemari.
“kkk.. jangan khawatir aku sudah menyimpannya. Saking paniknya aku sampai lupa melihat isinya..aku buka ya?” Tanya Ji Eun hendak membuka liontin itu.sontak aku kaget dan memukul tangannya.
“Aigo.. Baek..” rintihnya sembari menatapku dalam. Liontinku terjatuh dari tangannya.
“Omo.. Ji Eun.. mianheyo… jeongmal mianheyo” ujarku sambil mengelus perlahan tangannya yang terlihat memerah.
“Kau belum bisa melihat isi liontin ini..suatu saat, maksudku sebentar lagi jika aku harus pergi ke suatu tempat yang jauh, kau boleh memilikinya” jelasku.
mwo? Tempat jauh?Memangnya kau akan pergi kemana?” tanyanya bingung.
“Lupakanlah, nanti kau akan mengerti.Itu lihat eomma datang membawa makanan” ujarku mengalihkan perhatian.
***
Hari – hari berikutnya terasa sangat berat.Rasa sakitnya semakin tidak tertahankan.Aku berusaha menahannya dan lebih meluangkan waktu untuk Ji Eun dan eomma. Entah apa, tapi satu bulan setelah pingsan sepertinya ada sesuatu yang membuatku tahu waktunya sudah tiba.
Annyeong!”  panggil seseorang yang suaranya sudah sangat kukenal.
“Yaa..kau sudah datang rupanya” jawabku lalu menyuruhnya duduk di samping ranjangku. Aku sudah tidak sanggup mengangkat kepalaku sekarang.
“Kenapa kau tiduran seperti itu?kau sedang sakit?” tanyanya.
“Ah iya, kepalaku sedikit pusing.Tapi sudahlah.Ada yang ingin aku berikan padamu” ujarku lagi.
“Benarkah? Waah..apa itu?” tanyanya. Senyumannya kali ini mungkin senyuman terakhir yang bisa aku lihat.Rasanya ingin sekali menangis.Tapi itu tidak ada gunanya.
Aku hanya terdiam memandangi wajahnya.Terulang kembali semua kenangan indah yang aku lewati bersamanya.Semuanya tergambar dengan jelas di wajahnya.
“Hei? Ada apa? Kenapa kau memandangi wajahku seperti itu..” tanyanya bingung.
Tanpa pikir panjang, aku menarik tangannya dan membuat badannya jatuh dipelukanku.Aku memberinya ciuman terakhir.Ciuman perpisahan, ini yang pertama dan terakhir. Saat itu juga eomma datang setelah baru pulang dari pasar.Aku mencium Ji Eun cukup lama sampai akhirnya aku melepaskannya dan meletakkan liontinku ditangannya.Dengan nafas terengah aku berusaha bicara untuk yang terakhir kalinya. “eomma.. Ji Eun..selamat tinggal.. sarangheo”  lalu aku menutup mata sambil tersenyum. Aku lega dapat mengakhirinya dengan indah.
Lee Ji Eun POV
“BAEKHYUN-AH!!!” teriakku dan nyonya Byun hampir bersamaan.Pipiku yang masih merah padam akibat ciumannya tadi sekarang basah dengan air mata.Apa yang sebenarnya terjadi.
Setelah dibawa ke dokter dan diperiksa, aku baru tahu ternyata Baekki mengidap tumor otak.Aku sangat shock.Tapi aku berusaha menerimanya, sekarang eomma Baekhyun tinggal seorang diri. Aku berjanji akan terus bersamanya dan berusaha membantunya.
1 years later…
Setelah mengantar sarapan ke nyonya Byun aku, sebelum berangkat kerja, tidak lupa aku mencium liontin pemberian Baekhyun,  isi liontin itu adalah fotoku dan dia saat masih kecil dulu. Kami terlihat sangat lucu.Aku mengayuh sepedaku dengan penuh semangat. Baekhyun..sepulang kerja nanti aku akan mengunjungimu dan membawa banyak foto kita dulu. Sampai bertemu nanti, ujarku lalu tersenyum sambil menatap langit.
THE END

No comments:

Post a Comment