catur waktu melesat
hapus sosokmu dalam benakku secara sempurna
kenangan serta memori
bagaikan terformat tanpa sisa
bagai hujan yang jatuh ke bumi dengan derasnya
menghujam tajam tusuk jiwa ini
tetes-tetes air mataku
kembali menghiasi wajah kering ini
hari ini, ku menemukanmu kembali
setitik harapan menggantung di daun-daun hatiku
namun, tak lama . . . .
mulai menetes layaknya air mata
yang hilang tetap hilang
tak dapat kutemui lagi
hanya karna tangan ini
tanpa otak mengimbangi
goresan tanganku dalam secarik kertas
kertas putih yang ternoda tinta
lalu kau baca dengan terbata
menyakitimu tiada tara
No comments:
Post a Comment